RSOL–Rakyatsulut, Manado — Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-37 Program Studi (Prodi) Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), keluarga besar alumni, dosen, dan mahasiswa menggelar bakti sosial di Desa Parentek.
Acara yang berlangsung penuh keakraban ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga refleksi peran ilmuwan kelautan dalam membangun kearifan lokal pesisir.


Bakti sosial dibuka secara khidmat dengan doa yang dipimpin oleh Dr Hengki Rotinsulu (Angkatan 1989), salah satu senior yang turut mewarnai perjalanan Prodi Ilmu Kelautan Unsrat. Kemudian, Dr Gybert Mamuaya memberikan wejangan berharga bagi mahasiswa dan alumni yang hadir.
Dr Gybert Mamuaya memberikan wejangan sebagai mahasiswa dan alumni, maka semua harus selalu melihat kearifan lokal di wilayah pesisir.
“Jangan hanya memandang laut secara sempit, tetapi pahami ekosistem, budaya, dan masyarakatnya,” pesan Mamuaya.
Suasana semakin hangat layaknya reuni keluarga besar, terutama ketika Marthen Rondo, M.Sc., mantan Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Unsrat, berbagi kilas balik tentang awal mula berdirinya Prodi Ilmu Kelautan. Kenangan manis tersebut mengingatkan semua pihak akan perjalanan panjang yang telah dilalui.
Semangat bertambah ketika Deputy Director CTI-CFF, Christovel Rotinsulu, Ph.D., membangkitkan nostalgia dengan yel-yel khas mahasiswa Ilmu Kelautan. Ia juga berbagi pengalaman bekerja di tingkat regional, memberikan motivasi bagi mahasiswa angkatan 2023 dan 2024 yang hadir.

Deputy Director CTI-CFF, Christovel Rotinsulu, Ph.D memberikan motivasi. Tak kalah menginspirasi, Audy Dien, M.Si (Angkatan 1991), berbagi cerita tentang perjuangannya sebagai birokrat di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemprov Sulawesi Utara. Sementara itu, Dr. (cand) Christian Michael Eman (Angkatan 1994), Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu, membagikan pengalamannya dalam pengembangan budidaya perikanan.
Acara semakin meriah saat makan siang bersama, di mana mahasiswa, dosen, dan alumni saling bertukar cerita dan pengalaman. Keakraban terasa begitu kental, menunjukkan ikatan kuat di antara keluarga besar Ilmu Kelautan Unsrat.
Puncak acara berlangsung pada sore hari sekitar pukul 15.30 WITA, dengan pelepasan sekitar 250 tukik (anak penyu) ke pantai Desa Parentek. Semua peserta terlihat antusias, menyaksikan momen penuh makna sebagai simbol komitmen menjaga kelestarian laut. Pelepasan sekitar 250 tukik (anak penyu) ke pantai Desa Parentek.
Bakti sosial ini tidak hanya memperkuat hubungan antara alumni, dosen, dan mahasiswa, tetapi juga menjadi bukti nyata kontribusi Prodi Ilmu Kelautan Unsrat bagi masyarakat pesisir. Harapannya, kegiatan seperti ini akan terus berlanjut dengan semangat “Laut untuk Kehidupan, Ilmu untuk Kemanusiaan.”
“Ini bukan sekadar acara seremonial, tapi bagian dari tanggung jawab kita sebagai ilmuwan kelautan untuk selalu dekat dengan masyarakat dan lingkungan,” tutup Roger Lantang, S.IK, ketua panitia.(fap/red)

