RSOL, Rakyat Sulut Online.com — Universitas Negeri Manado (Unima) memiliki komitmen kuat soal peningkatan kesejahteraan rakyat. Buktinya, kampus kebanggaan Sulawesi Utara ini, kembali menciptakan karya yang berguna bagi masyarakat, khususnya petani kopra.
Lewat Tim Dosen Unima yang di ketui oleh Moh Fikri Pomalingo STP MSi, Unima melakukan pengembangan mesin pengupas sabut kelapa tipe cakar ayam. Pengembangan ini dilakukan melalui program bantuan prototipe 2024 yang di danai oleh Kemeterian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti).
Dalam keterangannya, Moh Fikri Pomalingo mengatakan bahwa mesin pengupas kelapa yang diciptakan sebelumnya hanya mampu mengupas kelapa, masih terdapat sisa sabut yang menempel pada batok kelapa. Selain itu juga kelapa yang dikupas masih dipegang dengan tangan sehingga membahayakan pengguna.

“Maka melalui program bantuan prototipe Tim Peneliti Unima mengembangan mesin pengupas kelapa lebih modern dan lebih banyak kegunaanya,” kata Fikri kepada Harian Pagi Rakyat Sulut (Grup RSOL), Sabtu (28/12/2024).
Dia membeberkan kelebihan mesin pengupas kelapa yang berhasil dikembangkan oleh Tim Dosen Unima, yakni meliputi; 1) Pengujian mesin dengan dua jenis kelapa berbeda, yakni kelapa hibrida dan genjah, 2) Melakukan penambahan komponen penekan kelapa pada ruang pengupasan. Hal ini agar kinerja lebih cepat, 3) Menambahkan sistem pembersihan batok pada mesin, karena hasil pengupasan sabut terkadang belum bersih dari sabut kelapa, 4) Menambahkan sistem pengupasan batok yang nantinya dapat mempermudah proses pembuatan arang pada petani, 5) Menerapkan desain yang ergonomis untuk menghindari kecelakaan kerja, dan 6) Melakukan pengujian terkait kekuatan mata pisau yang akan diterapkan.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengupasan sabut kelapa dengan mesin ini mampu dilakukan dengan 19 detik perbuah. Sedangkan untuk pembersihan sisa sabut kelapa berkisar 10. Adapun untuk pengupasan batok membutuhkan waktu selama 36 detik. Nilai ini tentunya sudah lebih baik, untuk tahap pengembangan awal. Sehingga jika diakumulasikan untuk mengupas kelapa dengan mesin ini hanya membutuhkan 1 menit, 5 detik. Kelapa yang dihasilkan sudah bersih dari batok dan sabut,” urainya jelas.
Fikri menegaskan bahwa mesin ini memiliki panjang 250 cm, tinggi 120cm, dan lebar 55 cm.
“Dalam pengujian yang telah dilakukan mesin ini dapat menggunakan penggerak motor listrik dan motor bakar,” jelasnya lagi.
Selain itu, lanjut mner Fikri sapaan akranya, dirinya menegaskan bahwa mesin tersebut juga memiliki manfaat diantaranya yaitu: 1) Mempercepat proses pengupasan kelapa, sehingga petani dan pengguna dapat mengehemat biaya produksi dibanding pengerjaan secara manual, 2) Mempercepat proses produksi dalam suatu industry, 3) Lebih aman dan ergonomis, 4) Mudah dalam pengoperasian, 5) Dapat melakukan dua aktivitas yakni mengupa sabut dan mengupas batok, sehingga kelapa hasil pengupasan sudah dalam bentuk kulit dan air kelapa, dan 6) perawatan dan perbaikan murah.
“Kami harapkan mesin ini bisa memiliki kemanfaatan bagi orang banyak. Ini tekad dan misi kami,” kunci Pomalingo. (tr-07/but)