RSOL, rakyatsulutonline.com — Universitas Negeri Manado (Unima) kembali menunjukan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), yang didanai oleh PNBP LPPM Unima. Kali ini, fokus kegiatan terarah pada mitigasi bencana di daerah Tagulandang, khususnya di SMA Negeri 1 Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
Kegiatan ini dipimpin oleh Andi Andre Pratama Putra MArch dari jurusan Arsitektur, bekerja sama dengan Yunike Sulistyosari MPd dari Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Dr Djubir RE Kembuan MPd dari Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Manado.
Ketua Tim Pelaksana Andi Andre Pratama Putra mengatakan bahwa Tagulandang, yang terletak dekat dengan Gunung Ruang, memiliki risiko bencana erupsi gunung merapi. Maka demikian, mitigasi bencana di wilayah ini sangat vital mengingat potensi letusan yang dapat mengancam keselamatan penduduk dan infrastruktur setempat.

“Jalur evakuasi menjadi faktor kunci dalam mengurangi dampak negatif dari bencana. Dalam konteks Gunung Ruang, jalur evakuasi yang terencana dan efisien dapat menyelamatkan banyak nyawa, dan juga meminimalkan risiko cedera bagi penduduk sekitar,” ujar Andre, Senin (24/9).
Dia menjelaskan, pendekatan inovatif dalam kegiatan pihaknya adalah penggunaan metode Space Syntax, yang menganalisis jalur evakuasi berdasarkan kepadatan penduduk, aksesibilitas dan konektivitas ruang. Dengan menggunakan metode ini, tim dapat mengidentifikasi jalur evakuasi terbaik dan membuat peta rute alternatif, sehingga memberikan keamanan maksimal bagi warga dalam menghadapi situasi darurat.
“Kegiatan yang berlangsung pada 18 September 2024. Terdiri dari tiga tahap utama yaitu analisis jalur evakuasi, pemberian materi mitigasi bencana dan simulasi evakuasi. Fasilitator dari tim Unima memberikan materi terkait mitigasi, sekaligus memandu simulasi evakuasi di SMA Negeri 1 Tagulandang,” bebernya.
Tujuannya lanjut Andre, supaya siswa dan guru memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya jalur evakuasi dalam menghadapi bencana erupsi gunung merapi, sekaligus memastikan dapat bertindak cepat dan tepat saat situasi darurat terjadi. Antusiasme tinggi terlihat dari siswa dan guru yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mereka menunjukkan minat besar dalam mempelajari teknik-teknik evakuasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Guru yang terlibat juga berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dan dikembangkan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam menghadapi bencana. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap tidak hanya siswa, tapi juga seluruh masyarakat di sekitar sekolah lebih siap dan tanggap dalam menghadapi ancaman bencana alam. Ke depannya, kegiatan mitigasi bencana seperti ini dapat diperluas dengan dukungan dari berbagai pihak,” ucap Andre seraya menuturkan bahwa program ini, Universitas Negeri Manado kembali menegaskan komitmennya dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam hal kesiapsiagaan bencana, melalui inovasi dan pendekatan berbasis riset. (tr-09/but)